Perjalanan PT PLN Nusantara Renewables

Kembali ke tahun 2015, peningkatan permintaan listrik, sejalan dengan peningkatan populasi di Indonesia, menjadi dasar bagi Pemerintah Indonesia untuk membuat program peningkatan kapasitas listrik menjadi 35,000 MW. Pemerintah Indonesia secara resmi telah meluncurkan program 35,000 MW pada 4 Mei 2015.Program ini diekspetasikan untuk memenuhi permintaan listrik pada kebutuhan harian dan industri.

Komposisi 35,000 MW terdiri dari 10,000 porsi PLN dan 25,000 porsi pengembang swasta (IPP). Dengan begitu, PT PJBI didirikan untuk mendapatkan porsi IPP. PT PJBI didirikan pada 18 Desember 2015 sebagai Anak Perusahaan PT PLN Nusantara Power (PT PLN NP) – sebelumnya dikenal sebagai PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB). Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk meraih segala kesempatan yang ada untuk peningkatan bisnis ketenagalistrikan untuk kepentingan negara.

Sejauh ini, Grup dari PT PLN NP, sebagai bagian dari PT PLN (Persero), memiliki keterbatasan untuk mencari pendanaan eksternal sehubungan dengan adanya Perjanjian Ikatan Global PT PLN (Persero) (Covenant Global Bond). Dengan begitu, PT PLN NP tidak bisa memiliki porsi mayoritas, terutama dalam hal pinjaman dan memberikan garansi porsi ekuitas. Kesempatan pertumbuhan PT PLN NP ditengah peningkatan pasar ketenagalistrikan menjadi tidak fleksibel.

PT PJBI didesain sebagai Unrestricted Subsidiary pada 05 Agustus 2016 agar PT PLN NP memiliki fleksibilitas dalam meraih pendanaan untuk pengembangan ketenagalistrikan Indonesia. 

Proyek pengembangan IPP pertama PT PJBI adalah proyek penugasan PLTU jawa 7 (2 x 1.000 MW) yang mana tahap konstruksi telah dimulai dari tahun 2016. PT PJBI ditunjuk sebagai sponsor proyek dan pemegang saham sebesar 30% pada perusahaan joint venture yang bernama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB) bersama dengan badan usaha milik pemerintah Cina yang bernama China Shenhua dengan kepemilikan saham sebesar 70%. Selain itu, PT PJBI juga pemegang saham pada perusahaan joint venture yang menangani operasi dan pemeliharaan pembangkit PLTU Jawa 7 yang bernama PT Guohua Taidian Pembangkitan Jawa Bali (PT GHPJB) bersama Taishan Power Generation Company yang memiliki saham sebesar 70%.

Selain PLTU Jawa 7, saat ini terdapat 3 proyek yang masih dalam tahapan konstruksi yaitu PLTA Batang Toru 510 MW dengan kepemilikan saham 25% pada PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), PLTU MT Sumbagsel 1 2 x 150 MW dengan kepemilikan saham sebesar 10% dan PLTS Terapung Cirata 145 MWac dengan kepemilikan saham sebesar 51%. 

Di tahun 2023, PT PJBI telah mendapatkan proyek penugasan tambahan yaitu PLTB Tanah Laut  70 MW dengan BESS 10 MWh dan PLTS IKN 50 MW dengan BESS 10 MWh. Selain itu, dalam rangka memfokuskan diri dengan kondisi lingkungan bisnis serta menyelaraskan langkah transformasi hijau Grup PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi secara resmi telah berganti menjadi PT PLN Nusantara Renewables pada 20 Juli 2023.